Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Polusi Dalam Ruangan

Rabu, 21 April 2010



Anggapan ruang indoor merupakan tempat teraman dari paparan polusi yang ada, ternyata tidak selamanya benar. Sebuah studi yang dilakukan oleh United State Environtal Protection Agency (US EPA) tentang peluang manusia terpapar polusi menyebutkan, derajat polusi di dalam ruangan, dua sampai lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan polusi dari luar ruangan. Lembaga tersebut juga menempatkan polusi dalam ruangan sebagai satu dari lima besar polusi yang berisiko mengancam kesehatan masyarakat modern.
Faktanya, hampir 90 persen manusia menghabiskan waktu dengan berada di dalam ruangan. Sebut saja di dalam rumah, kendaraan, kantor, restoran, pusat perbelanjaan, rumah sakit, maupun sekolah. “Pencemaran udara di dalam ruangan bisa terjadi akibat jamur, bakteri, virus, debu atau asap dari kendaraan di garasi ketika penghuni rumah sedang memanaskan kendaraan, asap dari kegiatan memasak, serta bakteri dari hewan peliharaan,” kata Dr Mukhtar Ikhsan Sp P (K) MARS.

Faktor lain yang turut berperan dalam pencemaran di indoor adalah karpet yang tidak terawat, paparan gelombang elektromagnetik dari komputer atau barangbarang elektronik, zat kimiawi misalnya pengharum dan pembersih ruangan, pewangi mobil, pakaian, penyemprot nyamuk, mesin fotokopi yang mengeluarkan ozon. Desinfektan hingga tanaman hidup yang tidak pernah dikeluarkan dari ruangan juga merupakan penyumbang pencemaran udara dalam ruangan.
Termasuk virus yang juga dapat terdistribusi oleh sistem saluran udara gedung. Virus yang dibawa oleh satu orang saja yang masuk dalam gedung tersebut, kemudian bersama udara dapat tersebar ke seluruh ruangan. Demikian pula debu, kuman, dan bakteri yang penyebarannya melalui udara. “Menurut WHO, dari 3 juta kematian dalam setahun, sebanyak 200.000 disebabkan terpaan polusi outdoor, sedangkan 2,8 juta diakibatkan polusi indoor. Makanya, polusi indoor disebut the silent killer,” kata Mukhtar dalam acara peluncuran rangkaian produk AC Samsung dengan Virus Doctor.

0 komentar: